Kebudayaan dan Kepribadian

Kebudayaan dan Kepribadian

Muhammad Andika Nugraha



1.     Budaya
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.
Kata budaya merupakan bentuk majemuk kata budi-daya yang berarti cipta, karsa, dan rasa. Definisi budaya dalam pandangan ahli antropologi sangat berbeda dengan pandangan ahli berbagai ilmu sosial lain. Ahli-ahli antropologi merumuskan definisi budaya sebagai berikut:
E.B. Taylor: 1871 berpendapat bahwa budaya adalah: Suatu keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, kesusilaan, hukum, adat istiadat, serta kesanggupan dan kebiasaan lainnya yang dipelajari manusia sebagai anggota masyarakat
Linton: 1940, mengartikan budaya dengan: Keseluruhan dari pengetahuan, sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu.
Kluckhohn dan Kelly: 1945 berpendapat bahwa budaya adalah: Semua rancangan hidup yang tercipta secara historis, baik yang eksplisit maupun implisit, rasional, irasional, yang ada pada suatu waktu, sebagai pedoman yang potensial untuk perilaku manusia
Koentjaraningrat: 1979 yang mengatikan budaya dengan: Keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
M. Jacobs dan B.J. Stern: Kebudayaan mencakup keseluruhan yang meliputi bentuk teknologi social, Ideologi, religi, dan kesenian serta benda, yang kesemuanya merupakan warisan sosial.
William H. Haviland: Kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di tarima ole semua masyarakat.
Ki Hajar Dewantara: Kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Berdasarkan definisi para ahli tersebut dapat dinyatakan bahwa unsur belajar merupakan hal terpenting dalam tindakan manusia yang berkebudayaan.
2.     Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

3.     Unsur-unsur kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
a.                   Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
·         alat-alat teknologi
·         sistem ekonomi
·         keluarga
·         kekuasaan politik
b.                  Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi:
·         sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
·         organisasi ekonomi
·         alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
·         organisasi kekuatan (politik)

4.     Wujud dan Komponen Budaya

a.       Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·         Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
·         Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

b.      Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, Budaya memiliki beberapa elemen atau komponen, menurut ahli antropologi Cateora, yaitu :
·         Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
·         Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
·         Lembaga social
Lembaga social dan pendidikan memberikan peran yang banyak dalam kontek berhubungan dan berkomunikasi di alam masyarakat. Sistem social yang terbantuk dalam suatu Negara akan menjadi dasar dan konsep yang berlaku pada tatanan social masyarakat. Contoh Di Indonesia pada kota dan desa dibeberapa wilayah, wanita tidak perlu sekolah yang tinggi apalagi bekerja pada satu instansi atau perusahaan. Tetapi di kota – kota besar hal tersebut terbalik, wajar seorang wanita memilik karier
·         Sistem kepercayaan
Bagaimana masyarakat mengembangkan dan membangun system kepercayaan atau keyakinan terhadap sesuatu, hal ini akan mempengaruhi system penilaian yang ada dalam masyarakat. Sistem keyakinan ini akan mempengaruhi dalam kebiasaan, bagaimana memandang hidup dan kehidupan, cara mereka berkonsumsi, sampai dengan cara bagaimana berkomunikasi.
·         Estetika
Berhubungan dengan seni dan kesenian, music, cerita, dongeng, hikayat, drama dan tari –tarian, yang berlaku dan berkembang dalam masyarakat. Seperti di Indonesia setiap masyarakatnya memiliki nilai estetika sendiri. Nilai estetika ini perlu dipahami dalam segala peran, agar pesan yang akan kita sampaikan dapat mencapai tujuan dan efektif. Misalkan di beberapa wilayah dan bersifat kedaerah, setiap akan membangu bagunan jenis apa saja harus meletakan janur kuning dan buah – buahan, sebagai symbol yang arti disetiap derah berbeda. Tetapi di kota besar seperti Jakarta jarang mungkin tidak terlihat masyarakatnya menggunakan cara tersebut.
·         Bahasa
Bahasa merupakan alat pengatar dalam berkomunikasi, bahasa untuk setiap walayah, bagian dan Negara memiliki perbedaan yang sangat komplek. Dalam ilmu komunikasi bahasa merupakan komponen komunikasi yang sulit dipahami. Bahasa memiliki sidat unik dan komplek, yang hanya dapat dimengerti oleh pengguna bahasa tersebu. Jadi keunikan dan kekomplekan bahasa ini harus dipelajari dan dipahami agar komunikasi lebih baik dan efektif dengan memperoleh nilai empati dan simpati dari orang lain.

5.     Proses Dan Perkembangan Kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil cipta, karsa dan rasa manusia oleh karenanya kebudayaan mengalami perubahan dan perkembangan sejalan dengan perkembangan manusia itu. Perkembangan tersebut dimaksudkan untuk kepentingan manusia itu sendiri, karena kebudayaan diciptakan oleh dan untuk manusia.
Kebudayaan yang dimiliki suatu kelompok sosial tidak akan terhindar dari pengaruh kebudayaan kelompok-kelompok lain dengan adanya kontak-kontak antar kelompok atau melaui proses difusi. Suatu kelompok sosial akan mengadopsi suatu kebudayaan tertentu bilamana kebudayaan tersebut berguna untuk mengatasi atau memenuhi tuntunan yang dihadapinya.
Pengadopsian suatu kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lingkungan fisik. Misalnya iklim topografi sumber daya alam dan sejenisnya. Dari waktu ke waktu, kebudayaan berkembang seiring dengan majunya teknologi (dalamhal ini adalah sistem telekomunikasi) yang sangat berperan dalam kehiduapan setiap manusia.
Perkembangan zaman mendorong terjadinya perubahan-perubahan disegala bidang, termasuk dalam kebudayaan. Mau tidak mau kebudayaan yang dianut suatu kelompok sosial akan bergeser. Suatu kelompok dalam kelompok sosialbisa saja menginginkan adanya perubahan dalam kebudayaan yang mereka anut, dengan alasan sudah tidak sesuai lagi dengan zaman yang mereka hadapi saat ini. Namun, perubahan kebudayaan ini kadang kala disalah artikan menjadi suatu penyimpangan kebudayaan.
Hal yang terpenting dalam proses pengembangan kebudayaan adalah dengan adanya kontrol atau kendali terhadap prilaku reguler (yang tampak) yang ditampilkan oleh para penganut kebudayaan. Karena tidak jarang perilaku yang ditampilkan sengat bertolak belakang dengan budaya yang dianut didalam kelompok sosial yang ada di masyarakat. Sekali lagi yang diperlukan adalah kontrol / kendali sosial yang ada di masyarakat sehingga dapat memilah-milah mana kebudayaan yang sesuai dan mana yang tidak sesuai.

6.     Problematika Dengan Kebudayaan
Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau masalah masalah yang cukup jelas yaitu :
a.       Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
b.      Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
c.       hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
d.      Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat lainnya.
e.      Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
f.        Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
g.       Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan.

7.     Perubahan Kebudayaan
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa kebudayaan mengalami perkembangan (dinamis) sesuai dengan perkembangan manusia itu sendiri, oleh sebab itu tidak ada kebudayaan yang bersifat statis. Dengan demikian, kebudayaan akan mengalami perubahan. Ada lima penyebab terjadi perubahan kebudayaan  tersebut yaitu:
a.       Perubahan lingkungan alam
b.      Perubahan yang disebabkan adanya kontak dengan kelompok lain
c.       Perubahan karena adanya penemuan (discovery)
d.      Perubahan yang terjadi karena suatu masyarakat atau bangsa mengadopsi beberapa elemen kebudayaan material yang telah dikembangkan oleh bangsa lain ditempat lain.
e.      Perubahan yang terjadi karena suatu bangsa memodifikasi cara hidupnya dengan mengadopsisuatu pengetahuan atau kepercayaan baru atau karena perubahan dalam pandangan hidup dan konsepsinya tentang realitas.
Namun, perubahan kebudayaan sebagai hasil cipta, karsa dan rasa manusia adalah tentu saja perubahan yang memberi nilai manfaat bagi manusia dan kemanusian, bukan sebaliknya yaitu yang akan memusnakan manusia sebagai pencipta kebudayaan tersebut.

8.     Kepribadian
Definisi Kepribadian Menurut Para Ahli
a.       Carl Gustav Jung ( 1875-1959)
Kepribadian adalah suatu Totalitas segala peristiwa psikis yang disadari ataupun yang tidak disadar.
b.      Alport (1951, p.48 )
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisis yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan
c.       Kurt Lewin
Kepribadian adalah totalitas reality psikologis yang berisikan semua fakta yang dapat mempengaruhi tingkah laku individu pada suatu saat
d.      Gordon Allport
Kepribadian sebagai “sesuatu” yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan
e.      Sigmund Freud
kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem yaitu Id, Ego dan Superego.
f.        Agus Sujanto dkk (2004)
kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
g.       Kartini Kartono dan Dali Gulo dalam Sjarkawim (2006)
Kepribadian adalah sifat dan tingkah laku khas seseorang yang membedakannya dengan orang lain; integrasi karakteristik dari struktur-struktur, pola tingkah laku, minat, pendiriran, kemampuan dan potensi yang dimiliki seseorang; segala sesuatu mengenai diri seseorang sebagaimana diketahui oleh orang lain.
h.      Roucek dan Warren
kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu.
i.         Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I",
Kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan  seseorang.
j.        M. A. W. Brower,
berpendapat bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial seorang individu yang meliputi kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
k.       Theodore M. Newcomb,
Kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian menunjukkan organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menghadapi suatu masalah atau keadaan.
l.         Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perpaduan yang utuh antara sifat, sikap, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
m.    Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.
n.      George Kelly
Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya
o.      Horton (1982)
Kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan, ekspresi dan temparmen seseorang. Sikap perasaan ekspresi dan tempramen itu akan terwujud dalam tindakan seseorang jika di hadapan pada situasi tertentu.
p.      Schever Dan Lamm (1998)
Kepribadian sebagai keseluruhan pola sikap, kebutuhan, ciri-ciri kas dan prilaku seseorang. Pola berarti sesuatu yang sudah menjadi standar atu baku, sehingga kalau di katakan pola sikap, maka sikap itu sudah baku berlaku terus menerus secara konsisten dalam menghadapai situasi yang di hadapi.
q.      Roucek dan Warren
Kepribadian adalah organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku seseorang.
Dalam proses enkulturasi tiap individu diperkenankan dengan konsep diri pribadi dan lingkungan tata kelakuan yang khas untuk kebudayaannya. Akibatnya terbentuk peta kognitif dari alam dengan fungsinya yang digunakan sebagai acuan dalam pikiran manusia. Peta kognitif sendiri adalah sebuah kumpulan presepsi yang bersifat integral dan dinamis, termasuk konsepsi tentang diri dan lingkungan. Oleh karena itu kepribadian adalah produk enkulturasi, dialami oleh tiap individu dengan watak genetik masing-masing, kepribadian tidak dapat didefinisikan secara formal tapi dapat dianggap sebagai cara khas seseorang dalam berpikir, merasa dan bertindak.
a.       Perkembangan Kepribadian
Ahli teori psikoanalisis menganggap kepribadian orang dewasa sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil. Kepustakaan dari seorang psikoanalisis bersifat uraian panjang tentang konsep, spekulasi, dan data klinis sedangkan tidak begitu berhubungan dengan kebudayaan. Sebaliknya ahli antropologi menaruh perhatian besar pada studi dengan usaha membuktikan, memodifikasi, atau memberi keterangan tentang anggapan itu.
Contohnya seorang ahli antropologi Margarett Mead pergi ke Samoa untuk melakukan sebuah penelitian. Orang-orang di Samoa memiliki batasan yang keras dalam pertumbuhan hidupnya. Seperti anak kecil harus tenang, bangun pagi, penurut bermain dan bergembira. Remaja harus bekerja dengan rajin dan terampil, kawin dengan bijak, tidak membuat onar. Orang dewasa harus bujak, suka damai, dan menjaga prestis desa dengan baik. Masyarakat Samoa menganggap hubungan seks sebelum menikah biasa saja dan tidak banyak diberi perhatian. Maka dari itu “Masyarakat remaja tidak dengan sendirinya terdiri dari masa stress dan ketegangan, tapi kondisi kebudayaanlah yang membuat demikian”. Contoh lainnya
adalah Oedipus complex Freud yaitu keinginan seksual anak laki-laki terhadap ibunya. Seperti yang kita ketahui masyarakat zaman dahulu sangat patriakal dengan ayah yang memegang hak seksual atas saudara dan anak perempuannya. Para laki-laki dikucilkan dalam hal seksual, sehingga mereka memberontak dan membunuh serta memakan ayah mereka. Karena perasaan bersalah lelaki bersaudara itu menekan keinginan seksual mereka pada ibu dan juga saudara perempuannya, dari sanalah lahirnya tabu incest dan eksogami.

b.      Latihan (pendidikan) Ketergantungan
Latihan pendidikan ketergantungan cenderung menjamin adanya ketaatan dalam melaksanakan tugas yang diberikan untuk mempertahankan individu sebagai anggota kelompok. Pola ini berhubungan dengan keluarga luas (extended family) yang terdiri dari suami-istri-anak, dan dalam masyarakat berdasar perekonomian pertanian. Dalam tipe keluarga ini menyusui anak dilakukan selama beberapa tahun, dampaknya positif karena anak-anak sudah diberi tugas untuk mengurusi anak dan rumah tangga. Juga negative karena perilaku yang dilakukan orang dewasa dianggap agresif atau cabul itu dapat diharapkan untuk dicegah.
c.       Latihan Kebebasan
Latihan kebebasan sebaliknya mementingkan kebebasan individu, kepercayaan diri, dan prestasi perseorangan. Berkaitan dengan keluarga inti (nuclear family) terdiri atas suami, istri dan anak-anak, kedudukan yang bebas dan tidak merupakan dari bagian kelompok yang besar, dan biasanya ada dalam masyarakat industri. Contohnya di Amerika, waktu menyusui anaknya relative singkat hanya sedikit perhatian, dan lebih didasarkan pada perhitungan waktu bukan kebutuhan. Segi positifnya agresif dan seksualitas apabila tidak dirangsang diterima dengan toleransi lebih besar daripada daerah yang menjadi adat latihan ketergantungan.
d.      Kepribadian Kelompok
Kepribadian, praktek pendidikan anak, dan aspek kebudayaan tidak saling berhubungan secara kebetulan. Praktek pendidikan anak bersumber pada adat kebiasaan pokok masyarakat yang berhubungan dengan pangan, tempat tinggal dan bahwa praktek pendidikan itu akan menghasilkan kepribadian tertentu pada orang dewasa.
e.      Kepribadian Modal
Kepribadian modal (modal personality)  dalam kelompok dapat didefinisikan sebagai kepribadian umum suatu populasi yang secara cultural dibatasi, seperti tendensi sentral frekuensi yang ditentukan. Data kepribadian modal dikumpulkan melalui tes psikologi, seperti tes Rorscahch atau “noda tinta” dan Thematic Apperception Test (TAT). Semua tes itu memiliki kesamaan karena sifat mendua disengaja, maksudnya agar kepribadiannya terproyeksikan kedalam situasi yang mendua itu.
f.        Watak Nasional
Pembahasan kepribadian kelompok tidak lengkap tanpa memberi perhatian pada watak nasional. Pada hakikatnya itu hanya stereotip. Contohnya adalah kebiasaan orang Jepang dalam melatih anak-anaknya untuk membuang hajat, dianggap keras dan menakut-nakuti. Anak-anak Jepang dipaksa mengendalikan lingkar otot anusnya sebelum mencapai pertumbuhan otot dan perkembangan intelegensi mereka, maka orang Jepang tumbuh besar dengan penuh dendam yang terpendam.
g.       Kepribadian Abnormal
Di Dobu, orang laki-laki yang ramah memandang pekerjaan sebagai tujuan dalam dirinya, menyenangkan, tidak berusaha menjegal dan membantu siapa saja yang membutuhkan akan dianggap gila oleh penduduk lainnya. Ukuran untuk menentukan perilaku normal di setiap kebudayaan ditentukan oleh kebudayaan itu sendiri. Namun tiap kebudayaan menentukan sendiri syarat-syarat yang menyebabkan suatu tindakan dianggap normal atau tidak di dalam kebudayaan itu sendiri.

9.     Hubungan Antara Kepribadian dan Kebudayaan
Kerpibadian seorang individu disesuaikan dengan system norma yang berlaku dalam masyarakat Kesesuaian kepribadian dan nilai atau norma membutuhkan proses sosialisasi. Sifat kebudayaan yang dinamis juga memerlukan sosialisasi agar sesuai dengan kepribadian masyarakatnya. Saling keterkaitan antara kehidupan tersebut berlangsung terus dalam lingkaran kehidupan. Kebudayaan merupakan karakter masyarakat bukan karakter secara individual. Semua yang dipelajari dalam kehidupan sosial dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya merupakan kebudayaan. Kebudayaan selalu digunakan sebagai pedoman hidup artinya sebagai sarana untuk menyelenggarakan seluruh tata kehidupan warga masyarakat tersebut. Bagi generasi baru kebudayaan akan berfungsi membentuk atau mencetak pola-pola perilaku yang selanjutnya akan membentuk suatu kepribadian bagi warga generasi baru tersebut. Jelas bahwa dalam proses pembentukan kepribadian bagi seseorang, kebudayaan merupakan komponen yang akan menentukan bagaimana corak kepribadian dari warga masyarakat khususnya generasi baru.
Menurut Koentjaraningrat, suatu kebudayaan sering memancarkan suatu watak khas tertentu yang tampak dari luar. Watak inilah yang terlihat oleh orang asing. Watak khas itu sering tampak pada gaya tingkah laku masyarakatnya, kebiasaan-kebiasaannya, maupun dari hasil karya benda mereka.
Menurut Soerjono Soekanto (2001: 206) ada beberapa tipe kebudayaan khusus yang secara nyata dapat mempengaruhi bentuk kperibadian seorang individu.
1. Budaya khusus atas dasar faktor kedaerahan.
2. Budaya khusus masyarakat desa dan kota.
3. Budaya khusus kelas sosial.
4. Budaya khusus atas dasar agama
5. Budaya khusus berdasarkan profesi.

Sumber
-          https://www.academia.edu/



Previous
Next Post »

1 comments:

Write comments
rini novianti
AUTHOR
February 24, 2022 at 10:44 AM delete

Thank you for the information...
Please visit our web :
IT TELKOM JAKARTA

Reply
avatar